Struktur Data (semeter 2)


download Struktur Data link :
http://www.4shared.com/rar/-l4z4hpLba/Struktur_Data.html?

Statistik Desriptif (semeter 2)


link Dowload Statistik Desriptif :
http://www.4shared.com/rar/uTTUsrK7ce/Statitik_Deskritif.html?

Pendidikan Agama Islam (Semester 2)


Dowload data link :
http://www.4shared.com/rar/yB4T-hKMba/Pendidikan_Agama.html?

Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Semester 2)


Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Dowload in link :

http://www.4shared.com/rar/Ommhyzk9ce/Teknik_Penulisan_Karya_Ilmiah.html?

Konsep dasar informasi(semester 2)


Donwload link :

http://www.4shared.com/rar/WzFyDUEoba/Konsep_Sistem_Informasi.html

Pemograman 1 Java (semester 2)


Kumpulan koding koding java sccrip dasar yang saya pelajari di semster 2

dowload link : http://www.4shared.com/rar/D-PyQXUbba/Bahasa_Pemograman_1.html

Dasar-dasar Akutansi (semeter 2)

BAB I
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI


A.       SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Sejarah perkembangan akuntansi berjalan secara menarik dari awal terjadinya pencatatan. Orang  pertama yang melakukan pencatatan justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada saat itu, Melainkan dari seorang ahli matematika yang bernama Luca Pacioli pada tahun 1494. Awal pencatatan dimulai dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah: Kegiatan pencatatan penarikan pajak/pendapatan sewa dan Kegiatan pencatatan perjalanan perdagangan per 1 kali jalan. Kegiatan diatas dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan.
Hasil dari aktifitas inilah yang menjadikan Luca Pacioli menghasilkan sebuah karangan yang berjudul: Summa de aritmatica geometria proportiono et proportionalita”. Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis seiring dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk perkembangan yang terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis mendahului perkembangan akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk dicermati, karena kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang setelah adanya kebutuhan dunia bisnis.
Bentuk karakter perkembangan seperti ini sampai saat sekarang masih terjadi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana urutan- urutan tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan transaksi yang terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan akuntansi yang sangat besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di tahun 1845. Pada saat terjadinya revolusi industri ini, akuntansi ikut berkembangan secara cepat mengikuti perkembangan industri.

1.       SEJARAH METODE PENCATATAN DOUBLE ENTRY
Akuntansi yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan sistim pembukuan berpasangan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistim pembukuan berpasangan tersebut. Sebagian besar para ahli mengakui bahwa sistim pencatatan sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan sejak kurang lebih 3000 SM. Diantara peradapan tersebut adalah peradapan kaldea, babilonia, asiria, dan samaria yang merupakan pembentuk sistim pemerintahan pertama didunia. Begitu juga dengan peradapan mesir, china, yunani dll.
Praktek organisasi yang berkembang saat itu adalah adanya celah tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen di china, diperkenalkannya sistim akuntansi pertanggungjawaban yang luas di yunani, dan adanya kewajiban bagi pembayar pajak untuk membuat laporan posisi keuangan di Roma.
Adanya berbagai peradapan tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah ditemukannya sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal. Kemudian juga disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar, bahan-bahan penulisan yang murah dan adanya medium pertukaran yang baku. Berdasarkan perkembangan tersebut, C Littleton menyimpulkan terdapat 7 faktor lahirnya pembukuan yang sistimatik. Ketujuh faktor tersebut adalah: seni menulis aritmetika kekayaan pribadi uang kredit perniagaan dan modal. Luca Pacioli seperti telah disebutkan diatas bukanlah seorang pakar akuntansi, melainkan seorang rahib Franciscan yang menekuni bidang matematika. Namun namanya lebih dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan lewat bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica geomeria, proportioni et proportionalita. Dalam buku tersebut dia merefleksikan praktek yang terjadi di Venesia dan terkenal dengan nama metode venesia/Italia. Dia enyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk member informasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai asset dan kewajibannya. Dia mengatakan bahwa “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan yang artinya bahwa jika anda menjadikan debitor seseorang, maka anda harus menjadikan kreditor Øorang lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan berpasangan tersebut.
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.
Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich ( Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.” Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”

2.     PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Revolusi industri di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut:
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut:
-      Tahun 1775     : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry  maupun double entry.
-      Tahun 1800     : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
-      Tahun 1825     : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
-      Tahun 1850     : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
-      Tahun 1900     : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
-          Tahun 1925     : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a.     Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah.
b.     Laporan keuangan mulai diseragamkan
c.     Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d.     Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.

-          Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
a.     Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
b.     Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c.     Analisis Cost Revenue semakin dikenal
d.     Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
e.     Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f.     Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
g.     Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
-          Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi      bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a.     Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
b.     Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit,
c.     Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics,
d.     Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal,
e.     Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

3.     SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
a.      Zaman Penjajahan Belanda Pada Zaman penjajahan Belanda
Perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
b.      Zaman Penjajahan Jepang Dalam masa pendudukan Jepang
Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.
Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964). Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri jasa, manufaktur maupun perdagangan.
Akuntansi sebagai suatu aktifitas jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu komunitas. Bisnis di Indonesia dalam perkembangannya mengalami kemajuankemajuan yang sangat beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis, tentu akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri.
Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu sendiri.Untuk lebih jelasnya bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia, berikut ini akan diuraikan beberapa informasi yang menyangkut dengan sejarah, misi, dan visi perkembangan akuntansi yang diwakili oleh organisasi akuntansi di Indonesia. Satusatunya organisasi akuntansi di Indonesia berada dibawah  Sejarah, naungan Ikatan Akuntan Indonesia atau disingkat dengan IAI. 
Visi, dan Misi Perkembangan akuntansi di Indonesia di indikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada waktu tertentu. Dimulai pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada satu orang akuntan pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru bertambah setelah 10 tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof. Soemardjo dari belanda pada tahun 1956. Jumlah akuntan yang sangat minim tersebut terus diupayakan jumlahnya dari tahun ketahun. Usaha tersebut akhirnya berhasil meluluskan beberapa akuntan yang tamat dalam negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama yang lulus di Indonesia pada tahun 1957an. Keempat mereka ini bersama Prof. Soemardjo mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi akuntan khusus untuk bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa mereka ini tidak mungkin menjadi anggota organisasi akuntan milik belanda yang dinamakan dengan NIVA (Nederlands Institu Institut Van Accountans) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormd Accountants). Mereka juga berfikir bahwa tidak mungkin kedua organisasi akuntan milik belanda ini akan mau memikirkan perkembangan akuntansi di Indonesia. Inilah yang melatarbelakangi mereka untuk mendirikan organisasi akuntan di Indonesia. Pada hari kamis, 17 Oktober 1957 kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) pukul 19.30., dan sepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah mengalami beberapa hambatan teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957, dengan Susunan pengurus pertama terdiri dari: 1) Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo, Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem, Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta), Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe, Komisaris: Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan). Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah Prof. Dr. Abutari, Tio Po Tjiang, Tan Eng Oen, Tang Siu Tjhan, Liem Kwie Liang, The Tik Him
Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah: Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan dan Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.
Profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarkannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan udang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
c.      Perkembangan akuntansi di Indonesia
1.     Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). 
2.     Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB. 
3.     Pada periode 1994-2004, ada perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri. 
4.     Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1. Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Hingga kemudian pada tahun 2012, IFRS telah dikonvergensi penuh oleh pemerintah Indonesia melalui IAI.  

B.       Pengertian Akuntansi
Defenisi: (Accountanting Association):
“…… the process of indentifying, measuring, and communicating aconomic information to permit informed judgments and decisions by users of the information”. terjemahan akuntansi adalah proses mengidentifkasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut.
Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Amin. W, 1997), selanjutnya menurut Abubakar. A & Wibowo (2004) adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu:
a.     Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan, mengukur dan melaporkan
b.     Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
c.     Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.

C.       KEGUNAAN PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI
Bila ditinjau dari sudut pemakai, informasi akan sangat berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini terdapat dua golongan utama para pemakai informasi akuntansi, yaitu pihak ekstern organisasi perusahaan dan pihak intern organisasi perusahaan.
Manajemen sebagai pihak intern perusahaan lebih memusatkan perhatian pada relevansi informasi untuk pengendalian manajerial dan keputusan manajemen. Sedangkan pihak ekstern pada umumnya lebih menitik beratkan pada pengukuran pendapatan untuk suatu periode khusus baik bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi terhadap perusahaan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dalam laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan pada akhir periode.
Secara umum pemakai dan manfaat informasi akuntansi dalam 2 kategori, yaitu:
1.     Pihak internal, yang menggunakan informasi untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian rutin operasi.
a.     Manajemen
Menggunakan informasi untuk membuat keputusan-keputusan non rutin (seperti investasi pada peralatan, penetapan harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh kebijaksanaan/keseluruhan dan rencana-rencana jangka panjang.
b.     Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah membeli, manahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
c.     Karyawan
Karyawan memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan disamping kemampuan perusahaan untuk memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
2.     Pihak Eksternal, seperti investor dan pemerintah yang berwenang yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan tentang perusahaan.
a.     Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
b.     Pemasok dan kreditor lainnya
Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
c.     Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenasi kelangsungan hidup perusahaan terutama bila terlibat dalam perjanjian dengan perusahaan.
d.     Pemerintah
Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar penyusunan statistik.
e.     Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional, trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.

D.       BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Kecenderungan untuk spesialisai yang disebabkan perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh pemerintah terhadap kegiatan perusahaan, menyebabkan akuntansi memiliki berbagai bidang kekhususan (bidang akuntansi).
Spesialisasi Bidang Akuntansi adalah sebagai berikut:
1.     Financial Accounting (Akuntansi Keuangan)
Bidang akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan yang terutama ditujukan untuk pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi keuangan tersebut berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan perubahan posisi keuangan. Adapun pihak-pihak di luar perusahaan yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut antara lain investor, kreditur, lembaga pemerintah, dan lain-lain. Selain itu, informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan digunakan juga oleh pihak intern perusahaan (manajemen) dalam pengambilan keputusan. Karena akuntansi keuangan ditujukan untuk me­nyediakan informasi keuangan kepada semua pihak yang berkepentingan maka lapor­an keuangan tersebut harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
2.     Managerial/Management Accounting (Akuntansi Manajemen)
Bidang akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan manajemen (pihak intern perusahaan) dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Informasi tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan berbagai keputusan manajemen serta menilai hasil-hasil yang sudah diperoleh perusahaan.
3.     Cost Accounting (Akuntansi Biaya)
Bidang khusus akuntansi biaya yang bertujuan untuk mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi, dan melaporkan pada manajemen mengenai biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi. Akuntansi biaya juga dimaksudkan untuk menentukan harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Di samping itu, akuntansi biaya juga berfungsi menyusun dan menaksirkan data biaya baik biaya sebenarnya maupun biaya-biaya yang ditaksir, yang akan di­gunakan oleh pimpinan perusahaan mengontrol operasi-operasi sekarang maupun merencanakan operasi-operasi yang akan datang.
4.     Budgetary Accounting (Akuntansi Anggaran)
Akuntansi peranggaran merupakan suatu perencanaan dalam hal keuangan yang dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap operasi perusahaan. Untuk mengetahui sejauh mana rencana tersebut dapat terlaksana biasa­nya pada akhir periode diadakan perbandingan antara rencana dan basil operasi yang sebenarnya sehingga manajemen dapat mengetahui bagian mana yang menga­lami penyimpangan, dan menemukan cara mengatasinya.
5.     Tax Accounting (Akuntansi Perpajakan)
Setiap perusahaan selalu berhubungan dan berurusan dengan masalah per­pajakan. Untuk itu, sebuah perusahaan membutuhkan akuntan yang mengetahui konsep, metode, cara pelaporan, dan peraturan/undang-undang perpajakan. Dalam hal ini, akuntan bertugas antara lain membantu menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penetapan pajak tersebut didasarkan pada Laporan Perhitungan Rugi Laba perusahaan. Selain itu, akuntan juga berperan dalam perencanaan pajak (misalnya memberikan nasihat tentang cara meminimalkan laba jika memungkinkan, metode akuntansi yang di­terapkan), pelaksanaan administrasi perpajakan (misalnya mengisi Surat Pem­beritahuan Pajak-SPT), atau mewakili perusahaan di kantor pajak.
6.     Accounting Systems (Sistem Akuntansi)
Akuntansi sistem merupakan bidang khusus dari akuntansi yang mencakup pe­rencanaan dan penyusunan teknik, metode, dan prosedur pencatatan dan pelaporan data-data keuangan perusahaan sehingga ada pengawasan intem yang baik. Penga­wasan intern adalah suatu sistem pengawasan dengan menciptakan suatu struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas dan wewenang di antara personalia yang cakap dan praktek-praktek yang sehat. Sistem yang dibuat oleh akuntan tersebut harus mengandung unsur memeriksa dan mencocokkan (check and balance) sehingga berfungsi untuk melindungi harta kekayaan perusahaan. Selain itu, sistem tersebut juga harus mencerminkan arus informasi yang efisien dan berguna bagi manajemen.
7.     Sosial Accounting (Akuntansi Sosial)
 Akuntansi sosial mencakup bidang yang luas yaitu memberikan informasi me­ngenai data-data ekonomi makro. Data-data yang dihasilkan oleh akuntansi sosial biasanya mengenai kondisi perekonomian nasional suatu negara, seperti pendapatan nasional, konsumsi nasional, investasi nasional, pembelanjaan nasional, dan lain-lain. Akuntansi sosial sering disebut juga dengan akuntansi pendapatan nasional.
8.     Education Accounting (Akuntansi pendidik)
Akuntan Pendidik adalah profesi akuntansi yang memberikan jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui berbagai lembaga pendidik yang ada agar menghasilkan para akuntan terampil dan professional.
9.     Governmental Acconting (Akuntansi Pemerintah)
Lembaga-lembaga pemerintahan meskipun bukan merupakan lembaga yang bertujuan mencari laba, seperti perusahaan, juga memerlukan akuntansi. Dalam men­jalankan fungsinya tembaga pemerintahan melakukan berbagai pengeluaran untuk membiayai kegiatannya dan juga melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan pemasukan guna menutupi biaya-biaya yang dikeluarkannya. Dengan demikian akuntansi pemerintahan merupakan kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan mengenai keuangan negara terutama realisasi pelaksanaan anggaran negara. Akuntansi pemerintahan juga mencakup pengendalian dan penga­wasan terhadap pengeluaran melalui anggaran negara.
10.   International  Accounting (Akuntansi International)
Akuntansi internasional mencakup berbagai transaksi yang terjadi dalam per­dagangan internasional (antarnegara). Perdagangan internasional ini biasanya terjadi antara perusahaan-perusahaan multinasional yaitu perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara.

E.       PROFESI AKUNTANSI
Akuntansi telah mengalami perkembangan pesat ke arah yang sifatnya profesi dalam bidang pekerjaan, seperti kedokteran, arsitektur, notariat, dan lain-lain. Ber­bagai profesi atau jabatan dalam bidang akuntansi yang terdapat dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Akuntan Intern (Private Accountant).
Sebuah perusahaan memerlukan jasa dari para akuntan untuk menangani peker­jaan akuntansi perusahaan yang antara lain mencakup penghitungan biaya produksi dan harga jual, penyusunan anggaran belanja perusahaan, serta menyusun sistem informasi akuntansi untuk kepentingan manajemen.
2.      Akuntan Publik (Ekstern)
Suatu perusahaan dapat mempunyai seorang pekerja tetap/penuh sebagai akun­tan yang bekerja untuk perusahaan tersebut, akan tetapi, suatu perusahaan dapat pula memerlukan pihak ketiga yang diserahi tugas untuk memeriksa laporan keuang­an perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pada saat tertentu suatu perusahaan memerlukan jasa akuntan yang bukan berasal dari dalam perusahaan. Perusahaan akan mengeluarkan laporan keuangan untuk pihak luar sehingga laporan itu perlu diperiksa dan dinilai oleh akuntan dari luar perusahaan (pihak ketiga) dengan tujuan agar hasil pemeriksaan dan penilaian (pendapat) mengenai kondisi keuangan dan hasil yang dicapai oleh perusahaan bersifat objektif. Para akuntan publik biasanya mem­buka kantor akuntan yang dilakukan secara perseorangan maupun bekerja sama dengan akuntan publik lainnya. Mereka juga memberikan pelayanan kepada pihak lain (klien) yang memerlukan, misalnya nasihat di bidang perpajakan, penyusunan sistem akuntansi, dan pelayanan konsultasi manajemen.
3.      Akuntan Pemerintah
Akuntansi tidak hanya dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau organisasi bisnis lainnya, seperti bank, supermarket, rumah sakit, dan lain-lain. Akuntansi juga di­perlukan dalam lembaga-lembaga non-bisnis seperti lembaga pemerintahan. Karena itu lembaga pemerintahan, misalnya BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pem­bangunan), Direktorat Pajak, Departemen Penerangan dan departemen lainnya, juga memerlukan para akuntan yang bertugas menangani dan mengawasi keuangan negara.
4.      Akuntan Pendidik
Seorang akuntan ada pula yang bekerja di dunia pendidikan. Akuntan jenis inilah yang disebut sebagai akuntan pendidik. Akuntan pendidik biasanya bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi (universitas, sekolah tinggi, akademi). Pekerjaan mereka adalah menyiapkan calon-calon akuntan dengan mendidik serta memberikan ilmu akuntansi.

F.        KONSEP DASAR DAN PRINSIP AKUNTANSI
1.   Konsep Dasar
Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun standar akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun pelaporan keuangan entitas.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha (going concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The Conceptual Framework for Financial Reporting, sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha.
Menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.  selanjutnya Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di antaranya konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos, aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan materialitas.
2.   Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah digunakan untuk menggambarkan akuntansi secara keseluruhan (metode, prosedur, serta ketentuan yang mengandung teori atau pun secara praktis). Tujuannya agar terdapat keseragaman  dalam hal, cara, metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan dan mudah dipahami. Adapun Karakteristik Prinsip Akuntansi:
a.   Prinsip akuntansi menunjukkan pedoman umum yang lengkap tentang fungsi akuntasi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu perusahaan.
b.   Prinsip akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang sedang berjalan karena praktek akuntansi yang sedang berjalan itu sering dilandasi oleh prinsip dan konsep yang dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara teoritis tidak konsisten.
c.   Prinsip akuntansi hendaknya tidak bertentangan atau mendorong pelangggaran terhadap ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi penyusunan prinsip akuntansi tidak harus menganut konsep, pengertian, pendekatan, kebijaksanaan dan praktik hukum/yuridis tersebut.
d.   Prinsip akuntansi harus merupakan alat yang praktis di bidang usaha dan keuangan, dapat diandalkan dn relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor, pemerintah dan masyarakat umum.
e.   Prinsip akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan akuntansi.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Generally Accepted Accounting Principles): Seperangkat pedoman resmi dan kebiasaan dunia usaha yang dianggap berlaku dalam lingkungan (negara) dan waktu tertentu. Adapun Unsur & kedudukan prinsip akuntasi berterima umum (GAAP):
 











Hal-hal yang diatur dalam standar akuntansi:
a.   Pengukuran atau penilaian : Penentuan jumlah rupiah suatu transaksi yang harus dicatat
b.   Definisi elemen dan pos laporan keuangan
c.   Pengakuan (recognition): Diakui=jumlah rupiah transaksi tersebut dicatat ke dalam sistem pencatatan sehingga akan mempengaruhi laporan keuangan
d.   Pengungkapan/penyajian (disclosure/presentation): Bagaimana suatu informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan.

G.       SIKLUS DAN PROSES AKUNTANSI
1. Siklus Akuntansi
Akuntansi pada dasarnya terdiri dari tiga proses aktivitas, yaitu: Proses pertama adalah identifikasi dan pengukuran (aktivitas memilih kegiatan yang termasuk kegiatan ekonomi). Proses kedua adalah pemprosesan dan pelaporan (semua kejadian ekonomi tersebut dicatat untuk menyediakan sejarah dari kegiatan keuangan dari organisasi tersebut). Proses ketiga adalah komunikasi (informasi yang telah didapat dari identifikasi dan pencatatan tidak akan berguna bila tidak dikomunikasikan, informasi ini dikomunikasikan melalui persiapan dan distribusi dari laporan akuntansi, yang paling umum disebut laporan keuangan).
Siklus Akuntansi adalah kegiatan bertahap yang harus di lalui dalam proses akuntansi yang  berjalan terus menerus dan berulang.

 (1). Sumber - Sumber Dokumen Perusahaan
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(2). Transaksi - Transaksi Perusahaan
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(3). Transaksi Di catat Kedalam Jurnal

http://www.freewebs.com/chatur/panah1.gif

(6). Jurnal Penyesuaian
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(5). Neraca Saldo
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(4). Posting Kedalam Buku Besar

Text Box: Worksheethttp://www.freewebs.com/chatur/tanganb.gif

(7). Laporan Keuangan
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(8). Penutupan Buku Besar
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(9). Neraca Saldo Penutupan

http://www.freewebs.com/chatur/panah1.gif

(12). Pihak - Pihak Pemakai
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(11). Laporan Akuntansi
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(10). Jurnal Pembalikan

2. Proses Akuntansi
Proses akuntansi adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhir dengan penutupan buku – berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Penjelasan siklus akuntansi, dapat dikelompokkan menjadi 3 pemprosesan yaitu:
a.   Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan
b.   Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan
c.   Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan
    Penjelasan proses akuntansi sebagai berikut:
a.   Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan
Data yang relevan untuk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi dan kejadian dalam perusahaan. Transaksi atau kejadian akan selalu berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya membeli barang. Keinginan untuk membeli barang bukan merupakan transaksi, karena belum dilaksanakan. Data yang telah diidentifikasi ini kemudian diukur. Satuan pengukur yang tepat adalah mata uang, baik Rupiah, Dollar, atau Euro.
b.   Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan,
terdiri dari 3 tahap yaitu:
1)     Pencatatan dan Penggolongan
Tahap pertama yang dilalui dalam proses akuntansi adalah tahap pencatatan dan penggolongan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tahap pencatatan dan penggolongan antara lain:
a)      Penyusunan atau pembuatan bukti- bukti pembukuan atau bukti transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi eksternal
b)      Pencatatan ke dalam jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus
c)      Posting atau pencatatan ke buku besar, baik ke buku besar utama maupun buku besar pembantu.
2)       Tahap Pengikhtisaran/Peringkasan
Tahap yang harus dilalui setelah melakukan pencatatan dan penggolongan yaitu tahap pengikhtisaran/peringkasan. Pada tahap pengikhtisaran/peringkasan, meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
a)      Penyusunan neraca saldo, yang datanya bersumber dari saldo-saldo yang ada pada buku besar.
b)      Penyusunan jurnal penyesuaian, untuk menyesuaikan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode, dan penyusunan kertas kerja/neraca lajur yang bertujuan untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
c)      Pembuatan jurnal penutup, dibuat untuk mengetahui besarnya laba atau rugi suatu perusahaan, sekaligus untuk menutup perkiraan atau akun yang bersifat sementara (temporary account).
d)      Pembuatan necara saldo setelah penutupan, dipergunakan untuk mengecek kembali pencatatan yang akan dilakukan pada periode berikutnya.
e)      Penyusunan jurnal pembalik, dipergunakan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan pencatatan pada periode akuntansi berikutnya.
3)       Tahap Pelaporan dan Penganalisaan
Tahap terakhir yang harus dilalui yaitu tahap pelaporan dan penganalisaan. Adapun tahap pelaporan dan penganalisaan meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
a)      Penyusunan laporan keuangan, yang terdiri atas Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
b)      Pembuatan analisa laporan keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, baik untuk perkembangan usaha maupun penambahan investasi.
c.   Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan
      Aktivitas ini meliputi aktivitas penyusunan laporan keuangan serta menginformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Agar berguna untuk mengambil keputusan, laporan keuangan perlu dianalisa dan di interprestasikan. Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) pada hakekatnya adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan (trend) nya. Sedangkan Interpretasi laporan keuangan (financial statement interpretation) menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisanya, dengan keputusan usaha yang akan diambil. Dari hubungan ini akan dapat dilakukan penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk pengambilan keputusan.

H.       PENGERTIAN PERUSAHAAN
Perusahaan secara umum merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena “kebutuhan” manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah “proses” di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah “tempat melakukan proses” sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.
Perusahaan seraca khusus merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha berusaha dibidang usaha yang beragam.
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan produksi dan distribusi umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti yayasan sosial, keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa barang dan jasa.

I.          JENIS DAN BENTUK PERUSAHAAN
1.   Jenis-Jenis Perusahaan
Terdapat 3 jenis-jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.   Perusahaan Manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.
b.   Perusahaan Dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.
c.   Perusahaan Jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.






2.   Bentuk-Bentuk Perusahaan berdasarkan sistem Ekonomi
Adapun bentuk-bentuk perusahaan berdasarkan sistem ekonomi dijelaskan sebagai berikut:
a.   Perusahaan Negara (BUMN) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Contoh:  Perseroan terbatas Negara (Persero), Perusahaan Negara umum (Perum), Perusahaan Negara jawatan (Perjan), Perusahaan daerah (PD).
b.   Perusahaan Swasta (BUMS) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh swasta. Contoh: Perusahaan perorangan (PO), Firma (Fa), Commanditaire Vennootschap (CV), Perseroan terbatas (PT) dan Yayasan.
c.  Perusahaan Koperasi yaitu perusahaan yang dimiliki oleh anggota perusahaan koperasi secara perorangan dan badan hokum koperasi. Contoh: Koperasi produksi, Koperasi konsumsi, Koperasi kredit, Koperasi primer, Koperasi pusat, Gabungan koperasi, Induk koperasi.

J.         SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN
Apabila seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk melakukan usaha, maka berarti bahwa ia (mereka) telah bersedia mengikatkan sebagian sumber daya yang ia (mereka) miliki, untuk dipakai dalam perusahaan guna mencapai tujuannya. adapun tujuan melakukan usaha dapat dilihat dari:
1.     Dari segi seseorang atau sekelompok orang adalah agar modal yang ia (mereka ) tanamkan dalam perusahaan itu berkembang.
2.     Dari segi perusahaan adalah mecari Laba dan menjaga agar tetap solvable (solvent) selalu tersedia uang tunai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pada saat jatuh tempo.
Siklus kegiatan yang ada diperusahaan, dapat dilihat dari siklus sistem akuntansi yaitu:
1.      Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkaji yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Pertukaran informasi eksternal yang paling utama dalam siklus ini adalah dengan pelanggan. Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
2.      Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Di dalam siklus pengeluaran, pertukaran informasi utama adalah dengan pemasok barang (vendor). Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
3.      Siklus Produksi
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan pelanggan dan prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya, system informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Hanya perusahaan manufaktur yang memiliki siklus tersebut.
4.      Siklus Penggajian dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Siklus manajemen SDM/penggajian adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan cara yang efektif dalam mengelola pegawai.
5.      Siklus Keuangan
Siklus keuangan berfungsi untuk menampung transaksi akuntansi yang mencatat penyerahan modal dari pemilik dan kreditor, penggunaan modal untuk memperoleh aktiva produktif dan pelaporannya. Siklus Keuangan Terdiri dari Jurnal Pemasukan, Jurnal Buku Besar, Neraca, Laporan L/R dll


K.       CATATAN TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN
Semua kegiatan perusahaan yang yang memiliki dokumen sehingga dilakukan pencatatan (pembukuan) yang dalam memberikan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Pembukuan yang benar sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan usaha. Resiko terkena masalah kegentingan arus kas, pemborosan uang, dan kehilangan kesempatan untuk berkembang dapat diatasi dengan menyusun atau merevisi kegiatan rutin pembukuan, karena tujuan dari pembukuan adalah untuk membantu mengelola usaha dan untuk memungkinkan instansi pajak mengevaluasi kegiatan usaha, dll.

L.       Latihan
1.     Jelaskan apa yang dimaksud double entry system dan sebutkan negara - negara yang mengembangkannya serta apa nama sistem yang digunakannya? 
2.      Pernahkah saudara melakukan kegiatan Accouting? Jelaskan apa saja kegiatan tsb?
3.     Sebutkan siapa-siapa saja yang membutuhkan informasi akuntansi?
4.     Jelaskan bidang- bidang akuntansi yang sesuai dengan bidang spesifiknya?
5.     Apa itu IAI, SAK, BPK, BPKP, KAP, Audit?
6.     Seperti apa Konsep Dasar Dan Prinsip sebuah Akuntansi?
7.     Sebutkanlah perbedaan antar siklus dan proses akuntansi
8.     Jelaskanlah bentuk-bentuk dan Jenis Perusahaan!
9.     Jelaskan dengan ringkas siklus kegiatan perusahaan?
10.   Apa tujuan catatan kegiatan pada perusahaan?
1.     Pengertian double enry adalah praktik standar untuk mencatat transaksi keuangan.meliputi mencatat transaksi2 dalam berbagai jurnal  dam pembrian klasifikasi kode perkiraan buku besar(yaitu pengumpulan data keuanagan menatah)   
6.      Akuntan Indonesia (IAI)
7.      BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pem­bangunan),
8.      BPK(Badan Pemeriksa Keuangan)
9.       
6. serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhir dengan penutupan buku – berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Penjelasan siklus akuntansi, dapat dikelompokkan menjadi 3 pemprosesan yaitu:
d.   Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan
e.   Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan
f.   Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan

Apabila seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk melakukan usaha, maka berarti bahwa ia (mereka) telah bersedia mengikatkan sebagian sumber daya yang ia (mereka) miliki, untuk dipakai dalam perusahaan guna mencapai tujuannya. adapun tujuan melakukan usaha dapat dilihat dari:
3.     Dari segi seseorang atau sekelompok orang adalah agar modal yang ia (mereka ) tanamkan dalam perusahaan itu berkembang.
4.     Dari segi perusahaan adalah mecari Laba dan menjaga agar tetap solvable (solvent) selalu tersedia uang tunai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pada saat jatuh tempo.


3.   Jenis-Jenis Perusahaan
Terdapat 3 jenis-jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
d.   PBAB I
GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

A.       SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Sejarah perkembangan akuntansi berjalan secara menarik dari awal terjadinya pencatatan. Orang  pertama yang melakukan pencatatan justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada saat itu, Melainkan dari seorang ahli matematika yang bernama Luca Pacioli pada tahun 1494. Awal pencatatan dimulai dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah: Kegiatan pencatatan penarikan pajak/pendapatan sewa dan Kegiatan pencatatan perjalanan perdagangan per 1 kali jalan. Kegiatan diatas dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan.
Hasil dari aktifitas inilah yang menjadikan Luca Pacioli menghasilkan sebuah karangan yang berjudul: Summa de aritmatica geometria proportiono et proportionalita”. Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis seiring dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk perkembangan yang terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis mendahului perkembangan akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk dicermati, karena kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang setelah adanya kebutuhan dunia bisnis.
Bentuk karakter perkembangan seperti ini sampai saat sekarang masih terjadi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana urutan- urutan tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan transaksi yang terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan akuntansi yang sangat besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di tahun 1845. Pada saat terjadinya revolusi industri ini, akuntansi ikut berkembangan secara cepat mengikuti perkembangan industri.

1.       SEJARAH METODE PENCATATAN DOUBLE ENTRY
Akuntansi yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan sistim pembukuan berpasangan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistim pembukuan berpasangan tersebut. Sebagian besar para ahli mengakui bahwa sistim pencatatan sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan sejak kurang lebih 3000 SM. Diantara peradapan tersebut adalah peradapan kaldea, babilonia, asiria, dan samaria yang merupakan pembentuk sistim pemerintahan pertama didunia. Begitu juga dengan peradapan mesir, china, yunani dll.
Praktek organisasi yang berkembang saat itu adalah adanya celah tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen di china, diperkenalkannya sistim akuntansi pertanggungjawaban yang luas di yunani, dan adanya kewajiban bagi pembayar pajak untuk membuat laporan posisi keuangan di Roma.
Adanya berbagai peradapan tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah ditemukannya sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal. Kemudian juga disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar, bahan-bahan penulisan yang murah dan adanya medium pertukaran yang baku. Berdasarkan perkembangan tersebut, C Littleton menyimpulkan terdapat 7 faktor lahirnya pembukuan yang sistimatik. Ketujuh faktor tersebut adalah: seni menulis aritmetika kekayaan pribadi uang kredit perniagaan dan modal. Luca Pacioli seperti telah disebutkan diatas bukanlah seorang pakar akuntansi, melainkan seorang rahib Franciscan yang menekuni bidang matematika. Namun namanya lebih dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan lewat bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica geomeria, proportioni et proportionalita. Dalam buku tersebut dia merefleksikan praktek yang terjadi di Venesia dan terkenal dengan nama metode venesia/Italia. Dia enyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk member informasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai asset dan kewajibannya. Dia mengatakan bahwa “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan yang artinya bahwa jika anda menjadikan debitor seseorang, maka anda harus menjadikan kreditor Øorang lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan berpasangan tersebut.
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.
Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich ( Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.” Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”

2.     PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI
Revolusi industri di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut:
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut:
-      Tahun 1775     : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry  maupun double entry.
-      Tahun 1800     : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
-      Tahun 1825     : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
-      Tahun 1850     : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
-      Tahun 1900     : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
-          Tahun 1925     : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a.     Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah.
b.     Laporan keuangan mulai diseragamkan
c.     Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d.     Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.

-          Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
a.     Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
b.     Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c.     Analisis Cost Revenue semakin dikenal
d.     Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
e.     Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f.     Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
g.     Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
-          Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi      bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a.     Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
b.     Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit,
c.     Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics,
d.     Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal,
e.     Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

3.     SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
a.      Zaman Penjajahan Belanda Pada Zaman penjajahan Belanda
Perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
b.      Zaman Penjajahan Jepang Dalam masa pendudukan Jepang
Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.
Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964). Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri jasa, manufaktur maupun perdagangan.
Akuntansi sebagai suatu aktifitas jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu komunitas. Bisnis di Indonesia dalam perkembangannya mengalami kemajuankemajuan yang sangat beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis, tentu akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri.
Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu sendiri.Untuk lebih jelasnya bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia, berikut ini akan diuraikan beberapa informasi yang menyangkut dengan sejarah, misi, dan visi perkembangan akuntansi yang diwakili oleh organisasi akuntansi di Indonesia. Satusatunya organisasi akuntansi di Indonesia berada dibawah  Sejarah, naungan Ikatan Akuntan Indonesia atau disingkat dengan IAI. 
Visi, dan Misi Perkembangan akuntansi di Indonesia di indikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada waktu tertentu. Dimulai pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada satu orang akuntan pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru bertambah setelah 10 tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof. Soemardjo dari belanda pada tahun 1956. Jumlah akuntan yang sangat minim tersebut terus diupayakan jumlahnya dari tahun ketahun. Usaha tersebut akhirnya berhasil meluluskan beberapa akuntan yang tamat dalam negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama yang lulus di Indonesia pada tahun 1957an. Keempat mereka ini bersama Prof. Soemardjo mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi akuntan khusus untuk bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa mereka ini tidak mungkin menjadi anggota organisasi akuntan milik belanda yang dinamakan dengan NIVA (Nederlands Institu Institut Van Accountans) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormd Accountants). Mereka juga berfikir bahwa tidak mungkin kedua organisasi akuntan milik belanda ini akan mau memikirkan perkembangan akuntansi di Indonesia. Inilah yang melatarbelakangi mereka untuk mendirikan organisasi akuntan di Indonesia. Pada hari kamis, 17 Oktober 1957 kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) pukul 19.30., dan sepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah mengalami beberapa hambatan teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957, dengan Susunan pengurus pertama terdiri dari: 1) Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo, Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem, Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta), Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe, Komisaris: Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan). Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah Prof. Dr. Abutari, Tio Po Tjiang, Tan Eng Oen, Tang Siu Tjhan, Liem Kwie Liang, The Tik Him
Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah: Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan dan Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.
Profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarkannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan udang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
c.      Perkembangan akuntansi di Indonesia
1.     Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). 
2.     Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB. 
3.     Pada periode 1994-2004, ada perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri. 
4.     Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1. Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar. Hingga kemudian pada tahun 2012, IFRS telah dikonvergensi penuh oleh pemerintah Indonesia melalui IAI.  

B.       Pengertian Akuntansi
Defenisi: (Accountanting Association):
“…… the process of indentifying, measuring, and communicating aconomic information to permit informed judgments and decisions by users of the information”. terjemahan akuntansi adalah proses mengidentifkasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut.
Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Amin. W, 1997), selanjutnya menurut Abubakar. A & Wibowo (2004) adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu:
a.     Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan, mengukur dan melaporkan
b.     Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
c.     Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.

C.       KEGUNAAN PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI
Bila ditinjau dari sudut pemakai, informasi akan sangat berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini terdapat dua golongan utama para pemakai informasi akuntansi, yaitu pihak ekstern organisasi perusahaan dan pihak intern organisasi perusahaan.
Manajemen sebagai pihak intern perusahaan lebih memusatkan perhatian pada relevansi informasi untuk pengendalian manajerial dan keputusan manajemen. Sedangkan pihak ekstern pada umumnya lebih menitik beratkan pada pengukuran pendapatan untuk suatu periode khusus baik bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi terhadap perusahaan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dalam laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan pada akhir periode.
Secara umum pemakai dan manfaat informasi akuntansi dalam 2 kategori, yaitu:
1.     Pihak internal, yang menggunakan informasi untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian rutin operasi.
a.     Manajemen
Menggunakan informasi untuk membuat keputusan-keputusan non rutin (seperti investasi pada peralatan, penetapan harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh kebijaksanaan/keseluruhan dan rencana-rencana jangka panjang.
b.     Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah membeli, manahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
c.     Karyawan
Karyawan memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan disamping kemampuan perusahaan untuk memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
2.     Pihak Eksternal, seperti investor dan pemerintah yang berwenang yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan tentang perusahaan.
a.     Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
b.     Pemasok dan kreditor lainnya
Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
c.     Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenasi kelangsungan hidup perusahaan terutama bila terlibat dalam perjanjian dengan perusahaan.
d.     Pemerintah
Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar penyusunan statistik.
e.     Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional, trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.

D.       BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Kecenderungan untuk spesialisai yang disebabkan perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh pemerintah terhadap kegiatan perusahaan, menyebabkan akuntansi memiliki berbagai bidang kekhususan (bidang akuntansi).
Spesialisasi Bidang Akuntansi adalah sebagai berikut:
1.     Financial Accounting (Akuntansi Keuangan)
Bidang akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan yang terutama ditujukan untuk pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi keuangan tersebut berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan perubahan posisi keuangan. Adapun pihak-pihak di luar perusahaan yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut antara lain investor, kreditur, lembaga pemerintah, dan lain-lain. Selain itu, informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan digunakan juga oleh pihak intern perusahaan (manajemen) dalam pengambilan keputusan. Karena akuntansi keuangan ditujukan untuk me­nyediakan informasi keuangan kepada semua pihak yang berkepentingan maka lapor­an keuangan tersebut harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak.
2.     Managerial/Management Accounting (Akuntansi Manajemen)
Bidang akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan manajemen (pihak intern perusahaan) dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Informasi tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan berbagai keputusan manajemen serta menilai hasil-hasil yang sudah diperoleh perusahaan.
3.     Cost Accounting (Akuntansi Biaya)
Bidang khusus akuntansi biaya yang bertujuan untuk mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi, dan melaporkan pada manajemen mengenai biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi. Akuntansi biaya juga dimaksudkan untuk menentukan harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Di samping itu, akuntansi biaya juga berfungsi menyusun dan menaksirkan data biaya baik biaya sebenarnya maupun biaya-biaya yang ditaksir, yang akan di­gunakan oleh pimpinan perusahaan mengontrol operasi-operasi sekarang maupun merencanakan operasi-operasi yang akan datang.
4.     Budgetary Accounting (Akuntansi Anggaran)
Akuntansi peranggaran merupakan suatu perencanaan dalam hal keuangan yang dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap operasi perusahaan. Untuk mengetahui sejauh mana rencana tersebut dapat terlaksana biasa­nya pada akhir periode diadakan perbandingan antara rencana dan basil operasi yang sebenarnya sehingga manajemen dapat mengetahui bagian mana yang menga­lami penyimpangan, dan menemukan cara mengatasinya.
5.     Tax Accounting (Akuntansi Perpajakan)
Setiap perusahaan selalu berhubungan dan berurusan dengan masalah per­pajakan. Untuk itu, sebuah perusahaan membutuhkan akuntan yang mengetahui konsep, metode, cara pelaporan, dan peraturan/undang-undang perpajakan. Dalam hal ini, akuntan bertugas antara lain membantu menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penetapan pajak tersebut didasarkan pada Laporan Perhitungan Rugi Laba perusahaan. Selain itu, akuntan juga berperan dalam perencanaan pajak (misalnya memberikan nasihat tentang cara meminimalkan laba jika memungkinkan, metode akuntansi yang di­terapkan), pelaksanaan administrasi perpajakan (misalnya mengisi Surat Pem­beritahuan Pajak-SPT), atau mewakili perusahaan di kantor pajak.
6.     Accounting Systems (Sistem Akuntansi)
Akuntansi sistem merupakan bidang khusus dari akuntansi yang mencakup pe­rencanaan dan penyusunan teknik, metode, dan prosedur pencatatan dan pelaporan data-data keuangan perusahaan sehingga ada pengawasan intem yang baik. Penga­wasan intern adalah suatu sistem pengawasan dengan menciptakan suatu struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas dan wewenang di antara personalia yang cakap dan praktek-praktek yang sehat. Sistem yang dibuat oleh akuntan tersebut harus mengandung unsur memeriksa dan mencocokkan (check and balance) sehingga berfungsi untuk melindungi harta kekayaan perusahaan. Selain itu, sistem tersebut juga harus mencerminkan arus informasi yang efisien dan berguna bagi manajemen.
7.     Sosial Accounting (Akuntansi Sosial)
 Akuntansi sosial mencakup bidang yang luas yaitu memberikan informasi me­ngenai data-data ekonomi makro. Data-data yang dihasilkan oleh akuntansi sosial biasanya mengenai kondisi perekonomian nasional suatu negara, seperti pendapatan nasional, konsumsi nasional, investasi nasional, pembelanjaan nasional, dan lain-lain. Akuntansi sosial sering disebut juga dengan akuntansi pendapatan nasional.
8.     Education Accounting (Akuntansi pendidik)
Akuntan Pendidik adalah profesi akuntansi yang memberikan jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui berbagai lembaga pendidik yang ada agar menghasilkan para akuntan terampil dan professional.
9.     Governmental Acconting (Akuntansi Pemerintah)
Lembaga-lembaga pemerintahan meskipun bukan merupakan lembaga yang bertujuan mencari laba, seperti perusahaan, juga memerlukan akuntansi. Dalam men­jalankan fungsinya tembaga pemerintahan melakukan berbagai pengeluaran untuk membiayai kegiatannya dan juga melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan pemasukan guna menutupi biaya-biaya yang dikeluarkannya. Dengan demikian akuntansi pemerintahan merupakan kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan mengenai keuangan negara terutama realisasi pelaksanaan anggaran negara. Akuntansi pemerintahan juga mencakup pengendalian dan penga­wasan terhadap pengeluaran melalui anggaran negara.
10.   International  Accounting (Akuntansi International)
Akuntansi internasional mencakup berbagai transaksi yang terjadi dalam per­dagangan internasional (antarnegara). Perdagangan internasional ini biasanya terjadi antara perusahaan-perusahaan multinasional yaitu perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara.

E.       PROFESI AKUNTANSI
Akuntansi telah mengalami perkembangan pesat ke arah yang sifatnya profesi dalam bidang pekerjaan, seperti kedokteran, arsitektur, notariat, dan lain-lain. Ber­bagai profesi atau jabatan dalam bidang akuntansi yang terdapat dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Akuntan Intern (Private Accountant).
Sebuah perusahaan memerlukan jasa dari para akuntan untuk menangani peker­jaan akuntansi perusahaan yang antara lain mencakup penghitungan biaya produksi dan harga jual, penyusunan anggaran belanja perusahaan, serta menyusun sistem informasi akuntansi untuk kepentingan manajemen.
2.      Akuntan Publik (Ekstern)
Suatu perusahaan dapat mempunyai seorang pekerja tetap/penuh sebagai akun­tan yang bekerja untuk perusahaan tersebut, akan tetapi, suatu perusahaan dapat pula memerlukan pihak ketiga yang diserahi tugas untuk memeriksa laporan keuang­an perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pada saat tertentu suatu perusahaan memerlukan jasa akuntan yang bukan berasal dari dalam perusahaan. Perusahaan akan mengeluarkan laporan keuangan untuk pihak luar sehingga laporan itu perlu diperiksa dan dinilai oleh akuntan dari luar perusahaan (pihak ketiga) dengan tujuan agar hasil pemeriksaan dan penilaian (pendapat) mengenai kondisi keuangan dan hasil yang dicapai oleh perusahaan bersifat objektif. Para akuntan publik biasanya mem­buka kantor akuntan yang dilakukan secara perseorangan maupun bekerja sama dengan akuntan publik lainnya. Mereka juga memberikan pelayanan kepada pihak lain (klien) yang memerlukan, misalnya nasihat di bidang perpajakan, penyusunan sistem akuntansi, dan pelayanan konsultasi manajemen.
3.      Akuntan Pemerintah
Akuntansi tidak hanya dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau organisasi bisnis lainnya, seperti bank, supermarket, rumah sakit, dan lain-lain. Akuntansi juga di­perlukan dalam lembaga-lembaga non-bisnis seperti lembaga pemerintahan. Karena itu lembaga pemerintahan, misalnya BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pem­bangunan), Direktorat Pajak, Departemen Penerangan dan departemen lainnya, juga memerlukan para akuntan yang bertugas menangani dan mengawasi keuangan negara.
4.      Akuntan Pendidik
Seorang akuntan ada pula yang bekerja di dunia pendidikan. Akuntan jenis inilah yang disebut sebagai akuntan pendidik. Akuntan pendidik biasanya bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi (universitas, sekolah tinggi, akademi). Pekerjaan mereka adalah menyiapkan calon-calon akuntan dengan mendidik serta memberikan ilmu akuntansi.

F.        KONSEP DASAR DAN PRINSIP AKUNTANSI
1.   Konsep Dasar
Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun standar akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun pelaporan keuangan entitas.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha (going concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The Conceptual Framework for Financial Reporting, sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha.
Menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.  selanjutnya Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di antaranya konsep pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos, aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan materialitas.
2.   Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah digunakan untuk menggambarkan akuntansi secara keseluruhan (metode, prosedur, serta ketentuan yang mengandung teori atau pun secara praktis). Tujuannya agar terdapat keseragaman  dalam hal, cara, metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan dan mudah dipahami. Adapun Karakteristik Prinsip Akuntansi:
a.   Prinsip akuntansi menunjukkan pedoman umum yang lengkap tentang fungsi akuntasi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu perusahaan.
b.   Prinsip akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang sedang berjalan karena praktek akuntansi yang sedang berjalan itu sering dilandasi oleh prinsip dan konsep yang dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara teoritis tidak konsisten.
c.   Prinsip akuntansi hendaknya tidak bertentangan atau mendorong pelangggaran terhadap ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi penyusunan prinsip akuntansi tidak harus menganut konsep, pengertian, pendekatan, kebijaksanaan dan praktik hukum/yuridis tersebut.
d.   Prinsip akuntansi harus merupakan alat yang praktis di bidang usaha dan keuangan, dapat diandalkan dn relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor, pemerintah dan masyarakat umum.
e.   Prinsip akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan akuntansi.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Generally Accepted Accounting Principles): Seperangkat pedoman resmi dan kebiasaan dunia usaha yang dianggap berlaku dalam lingkungan (negara) dan waktu tertentu. Adapun Unsur & kedudukan prinsip akuntasi berterima umum (GAAP):
 










Hal-hal yang diatur dalam standar akuntansi:
a.   Pengukuran atau penilaian : Penentuan jumlah rupiah suatu transaksi yang harus dicatat
b.   Definisi elemen dan pos laporan keuangan
c.   Pengakuan (recognition): Diakui=jumlah rupiah transaksi tersebut dicatat ke dalam sistem pencatatan sehingga akan mempengaruhi laporan keuangan
d.   Pengungkapan/penyajian (disclosure/presentation): Bagaimana suatu informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan.

G.       SIKLUS DAN PROSES AKUNTANSI
1. Siklus Akuntansi
Akuntansi pada dasarnya terdiri dari tiga proses aktivitas, yaitu: Proses pertama adalah identifikasi dan pengukuran (aktivitas memilih kegiatan yang termasuk kegiatan ekonomi). Proses kedua adalah pemprosesan dan pelaporan (semua kejadian ekonomi tersebut dicatat untuk menyediakan sejarah dari kegiatan keuangan dari organisasi tersebut). Proses ketiga adalah komunikasi (informasi yang telah didapat dari identifikasi dan pencatatan tidak akan berguna bila tidak dikomunikasikan, informasi ini dikomunikasikan melalui persiapan dan distribusi dari laporan akuntansi, yang paling umum disebut laporan keuangan).
Siklus Akuntansi adalah kegiatan bertahap yang harus di lalui dalam proses akuntansi yang  berjalan terus menerus dan berulang.

 (1). Sumber - Sumber Dokumen Perusahaan
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(2). Transaksi - Transaksi Perusahaan
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(3). Transaksi Di catat Kedalam Jurnal

http://www.freewebs.com/chatur/panah1.gif

(6). Jurnal Penyesuaian
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(5). Neraca Saldo
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(4). Posting Kedalam Buku Besar

Text Box: Worksheethttp://www.freewebs.com/chatur/tanganb.gif

(7). Laporan Keuangan
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(8). Penutupan Buku Besar
http://www.freewebs.com/chatur/panah.gif
(9). Neraca Saldo Penutupan

http://www.freewebs.com/chatur/panah1.gif

(12). Pihak - Pihak Pemakai
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(11). Laporan Akuntansi
http://www.freewebs.com/chatur/tangans.gif
(10). Jurnal Pembalikan

2. Proses Akuntansi
Proses akuntansi adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhir dengan penutupan buku – berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Penjelasan siklus akuntansi, dapat dikelompokkan menjadi 3 pemprosesan yaitu:
a.   Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan
b.   Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan
c.   Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan
    Penjelasan proses akuntansi sebagai berikut:
a.   Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan
Data yang relevan untuk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi dan kejadian dalam perusahaan. Transaksi atau kejadian akan selalu berhubungan dengan tindakan yang telah diselesaikan, misalnya membeli barang. Keinginan untuk membeli barang bukan merupakan transaksi, karena belum dilaksanakan. Data yang telah diidentifikasi ini kemudian diukur. Satuan pengukur yang tepat adalah mata uang, baik Rupiah, Dollar, atau Euro.
b.   Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan,
terdiri dari 3 tahap yaitu:
1)     Pencatatan dan Penggolongan
Tahap pertama yang dilalui dalam proses akuntansi adalah tahap pencatatan dan penggolongan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tahap pencatatan dan penggolongan antara lain:
a)      Penyusunan atau pembuatan bukti- bukti pembukuan atau bukti transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi eksternal
b)      Pencatatan ke dalam jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus
c)      Posting atau pencatatan ke buku besar, baik ke buku besar utama maupun buku besar pembantu.
2)       Tahap Pengikhtisaran/Peringkasan
Tahap yang harus dilalui setelah melakukan pencatatan dan penggolongan yaitu tahap pengikhtisaran/peringkasan. Pada tahap pengikhtisaran/peringkasan, meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
a)      Penyusunan neraca saldo, yang datanya bersumber dari saldo-saldo yang ada pada buku besar.
b)      Penyusunan jurnal penyesuaian, untuk menyesuaikan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode, dan penyusunan kertas kerja/neraca lajur yang bertujuan untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
c)      Pembuatan jurnal penutup, dibuat untuk mengetahui besarnya laba atau rugi suatu perusahaan, sekaligus untuk menutup perkiraan atau akun yang bersifat sementara (temporary account).
d)      Pembuatan necara saldo setelah penutupan, dipergunakan untuk mengecek kembali pencatatan yang akan dilakukan pada periode berikutnya.
e)      Penyusunan jurnal pembalik, dipergunakan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan pencatatan pada periode akuntansi berikutnya.
3)       Tahap Pelaporan dan Penganalisaan
Tahap terakhir yang harus dilalui yaitu tahap pelaporan dan penganalisaan. Adapun tahap pelaporan dan penganalisaan meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
a)      Penyusunan laporan keuangan, yang terdiri atas Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
b)      Pembuatan analisa laporan keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, baik untuk perkembangan usaha maupun penambahan investasi.
c.   Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan
      Aktivitas ini meliputi aktivitas penyusunan laporan keuangan serta menginformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Agar berguna untuk mengambil keputusan, laporan keuangan perlu dianalisa dan di interprestasikan. Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) pada hakekatnya adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan (trend) nya. Sedangkan Interpretasi laporan keuangan (financial statement interpretation) menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk hasil analisanya, dengan keputusan usaha yang akan diambil. Dari hubungan ini akan dapat dilakukan penilaian terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk pengambilan keputusan.

H.       PENGERTIAN PERUSAHAAN
Perusahaan secara umum merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena “kebutuhan” manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah “proses” di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah “tempat melakukan proses” sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.
Perusahaan seraca khusus merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha berusaha dibidang usaha yang beragam.
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan produksi dan distribusi umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti yayasan sosial, keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa barang dan jasa.

I.          JENIS DAN BENTUK PERUSAHAAN
1.   Jenis-Jenis Perusahaan
Terdapat 3 jenis-jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.   Perusahaan Manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.
b.   Perusahaan Dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.
c.   Perusahaan Jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.






2.   Bentuk-Bentuk Perusahaan berdasarkan sistem Ekonomi
Adapun bentuk-bentuk perusahaan berdasarkan sistem ekonomi dijelaskan sebagai berikut:
a.   Perusahaan Negara (BUMN) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Contoh:  Perseroan terbatas Negara (Persero), Perusahaan Negara umum (Perum), Perusahaan Negara jawatan (Perjan), Perusahaan daerah (PD).
b.   Perusahaan Swasta (BUMS) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh swasta. Contoh: Perusahaan perorangan (PO), Firma (Fa), Commanditaire Vennootschap (CV), Perseroan terbatas (PT) dan Yayasan.
c.  Perusahaan Koperasi yaitu perusahaan yang dimiliki oleh anggota perusahaan koperasi secara perorangan dan badan hokum koperasi. Contoh: Koperasi produksi, Koperasi konsumsi, Koperasi kredit, Koperasi primer, Koperasi pusat, Gabungan koperasi, Induk koperasi.

J.         SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN
Apabila seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk melakukan usaha, maka berarti bahwa ia (mereka) telah bersedia mengikatkan sebagian sumber daya yang ia (mereka) miliki, untuk dipakai dalam perusahaan guna mencapai tujuannya. adapun tujuan melakukan usaha dapat dilihat dari:
1.     Dari segi seseorang atau sekelompok orang adalah agar modal yang ia (mereka ) tanamkan dalam perusahaan itu berkembang.
2.     Dari segi perusahaan adalah mecari Laba dan menjaga agar tetap solvable (solvent) selalu tersedia uang tunai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pada saat jatuh tempo.
Siklus kegiatan yang ada diperusahaan, dapat dilihat dari siklus sistem akuntansi yaitu:
1.      Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkaji yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Pertukaran informasi eksternal yang paling utama dalam siklus ini adalah dengan pelanggan. Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
2.      Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Di dalam siklus pengeluaran, pertukaran informasi utama adalah dengan pemasok barang (vendor). Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
3.      Siklus Produksi
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan pelanggan dan prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan. Sebaliknya, system informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Hanya perusahaan manufaktur yang memiliki siklus tersebut.
4.      Siklus Penggajian dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Siklus manajemen SDM/penggajian adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan cara yang efektif dalam mengelola pegawai.
5.      Siklus Keuangan
Siklus keuangan berfungsi untuk menampung transaksi akuntansi yang mencatat penyerahan modal dari pemilik dan kreditor, penggunaan modal untuk memperoleh aktiva produktif dan pelaporannya. Siklus Keuangan Terdiri dari Jurnal Pemasukan, Jurnal Buku Besar, Neraca, Laporan L/R dll


K.       CATATAN TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN
Semua kegiatan perusahaan yang yang memiliki dokumen sehingga dilakukan pencatatan (pembukuan) yang dalam memberikan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Pembukuan yang benar sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan usaha. Resiko terkena masalah kegentingan arus kas, pemborosan uang, dan kehilangan kesempatan untuk berkembang dapat diatasi dengan menyusun atau merevisi kegiatan rutin pembukuan, karena tujuan dari pembukuan adalah untuk membantu mengelola usaha dan untuk memungkinkan instansi pajak mengevaluasi kegiatan usaha, dll.

L.       Latihan
1.     Jelaskan apa yang dimaksud double entry system dan sebutkan negara - negara yang mengembangkannya serta apa nama sistem yang digunakannya? 
2.      Pernahkah saudara melakukan kegiatan Accouting? Jelaskan apa saja kegiatan tsb?
3.     Sebutkan siapa-siapa saja yang membutuhkan informasi akuntansi?
4.     Jelaskan bidang- bidang akuntansi yang sesuai dengan bidang spesifiknya?
5.     Apa itu IAI, SAK, BPK, BPKP, KAP, Audit?
6.     Seperti apa Konsep Dasar Dan Prinsip sebuah Akuntansi?
7.     Sebutkanlah perbedaan antar siklus dan proses akuntansi
8.     Jelaskanlah bentuk-bentuk dan Jenis Perusahaan!
9.     Jelaskan dengan ringkas siklus kegiatan perusahaan?
10.   Apa tujuan catatan kegiatan pada perusahaan?
1.     Pengertian double enry adalah praktik standar untuk mencatat transaksi keuangan.meliputi mencatat transaksi2 dalam berbagai jurnal  dam pembrian klasifikasi kode perkiraan buku besar(yaitu pengumpulan data keuanagan menatah)   
6.      Akuntan Indonesia (IAI)
7.      BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pem­bangunan),
8.      BPK(Badan Pemeriksa Keuangan)
9.       
6. serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhir dengan penutupan buku – berakhirnya seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Penjelasan siklus akuntansi, dapat dikelompokkan menjadi 3 pemprosesan yaitu:
d.   Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan
e.   Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan
f.   Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan

Apabila seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk melakukan usaha, maka berarti bahwa ia (mereka) telah bersedia mengikatkan sebagian sumber daya yang ia (mereka) miliki, untuk dipakai dalam perusahaan guna mencapai tujuannya. adapun tujuan melakukan usaha dapat dilihat dari:
3.     Dari segi seseorang atau sekelompok orang adalah agar modal yang ia (mereka ) tanamkan dalam perusahaan itu berkembang.
4.     Dari segi perusahaan adalah mecari Laba dan menjaga agar tetap solvable (solvent) selalu tersedia uang tunai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pada saat jatuh tempo.


3.   Jenis-Jenis Perusahaan
Terdapat 3 jenis-jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
d.   Perusahaan Manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.
e.   Perusahaan Dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.
f.   Perusahaan Jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.






4.   Bentuk-Bentuk Perusahaan berdasarkan sistem Ekonomi
Adapun bentuk-bentuk perusahaan berdasarkan sistem ekonomi dijelaskan sebagai berikut:
d.   Perusahaan Negara (BUMN) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Contoh:  Perseroan terbatas Negara (Persero), Perusahaan Negara umum (Perum), Perusahaan Negara jawatan (Perjan), Perusahaan daerah (PD).
e.   Perusahaan Swasta (BUMS) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh swasta. Contoh: Perusahaan perorangan (PO), Firma (Fa), Commanditaire Vennootschap (CV), Perseroan terbatas (PT) dan Yayasan.
f.  Perusahaan Koperasi yaitu perusahaan yang dimiliki oleh anggota perusahaan koperasi secara perorangan dan badan hokum koperasi. Contoh: Koperasi produksi, Koperasi konsumsi, Koperasi kredit, Koperasi primer, Koperasi pusat, Gabungan koperasi, Induk koperasi.
 erusahaan Manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.
e.   Perusahaan Dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.
f.   Perusahaan Jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.






4.   Bentuk-Bentuk Perusahaan berdasarkan sistem Ekonomi
Adapun bentuk-bentuk perusahaan berdasarkan sistem ekonomi dijelaskan sebagai berikut:
d.   Perusahaan Negara (BUMN) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Contoh:  Perseroan terbatas Negara (Persero), Perusahaan Negara umum (Perum), Perusahaan Negara jawatan (Perjan), Perusahaan daerah (PD).
e.   Perusahaan Swasta (BUMS) yaitu perusahaan yang dimiliki oleh swasta. Contoh: Perusahaan perorangan (PO), Firma (Fa), Commanditaire Vennootschap (CV), Perseroan terbatas (PT) dan Yayasan.
f.  Perusahaan Koperasi yaitu perusahaan yang dimiliki oleh anggota perusahaan koperasi secara perorangan dan badan hokum koperasi. Contoh: Koperasi produksi, Koperasi konsumsi, Koperasi kredit, Koperasi primer, Koperasi pusat, Gabungan koperasi, Induk koperasi.


luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com